Rabu, 25 November 2009

Internet Bagi Pendidikan

Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh para siswa. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.

Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.

Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.

Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.

Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.

Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).

Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.

Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.

Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.


1. Pengaruh internet dalam dunia pendidikan
Adanya internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, ini masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi. Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar dibidang apapun yang diminati pasti ada infornasi dan internet.
Internet merupakanmedia komunikasi dan media pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi guru, siswa, dan masyarakat pada umumnya seta pengaruhnya dalam dunia pendidikan karena belajar melalui internet merupakan belajar secara online. Sistem belajar ini lebih mudah, cepat, dan murah. Selain itu, informasi yang didapat lebih variatif. Bahkan organisasi dunia pun (PBB) telah merancang konsep pendidikan “Education for next generation” yang lebih banyak berbasis informasi, teknologi, dan komunikasi (ITC). Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan pemanfaatan media internet di dunia pendidikan, khususnya si sekolah dasar. Teknologi hadir di masyarakat bukan sesuatu yang harus ditolak karena alas an menkhawatirka masa depan anak didik. Tapi, jangan sampai karena kekhawatiran, teknologi itu ditolak. Masyarakat harus optimis kalau hal itu akan memberi manfaat yang besar bagi pendidikan.
Adanya kekhawatiran tersebut dapat diatasi dengan setting room yang tepat, konsep setting tempat yang terbuka, dan tidak akan ada akses untuk membuka situs yang kurang menguntungkan bagi pembelajaran anak didik, contohnya situs-situs porno.
Internet untuk sekolah dasar dapat mengubah paradigma belajar yaitu belajar dari segala arah. Sampai saat sekarang pun proses belajar di sekolah dasar maupun perguruan tinggi lainnya lebih banyak terpaku pada buku dan guru, maupun denganinternet, siswa akan belajar dengan orang yang asing bagi mereka.
Peran serta guru, orang tua juga perlu mengawasi anaknya dalam belajar untuk mendapatkan informasi yang banyak, cepat, dan murah, berdiskusi dengan teman dan guru tentang informasi yang diperoleh.
Pemanfaatan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat mengakses dunia tanpa harus mengelilingi dunia dan untuk meminimalkan dampak negatifnya diperlukan bimbingan yang tepat bagi siswa mengenai sisi positif dan sisi negative untuk membangun kompetisi dari anak.
Pengaruh internet dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar harus diperkenalkan sejak dini karena sangat membantu anak dala mengembangkan wawasannya.
2. pemanfaatan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sumber belajar hanya dapat diperoleh dari buku, guru, sebagai nara sumber, dan lingkungan sekitar. Ternyata masih ada media yang lebih modern (internet) dimana cakupan informasinya lebih luas, dapat memudahkan peserta didik dan masyarakat pada umumnya untuk mengetahui informasi terkini baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pada hakekatnya, pembangunan masyarakat yang bersumber daya unggul adalah suatu kegiatan pendidikan informal dan bertujuan untuk mendidik masyarakat agar memiliki perilaku pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik untuk melaksanakan pembangunan guna peningkatan taraf kesejahteraan, social, dan ekonomi masyarakat.
Merumuskan suatu program pembangunan masyarakat yang efektif dan efesien adalah suatu pekerjaan rumit dan kompleks, karena yang dihadapi adalah masalah keterbelakangan dan kekurangpahaman demi mencapai mutu sumber daya manusia yang mandiri.
Pemanfaatan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan memegang peranan penting di dalam melahirkan sumber daya manusia produktif dan mandiri, dalam arti mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pandangan bagi diri sendiri.
Adapun beberapa cara/alternative memanfaatkan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:
a. Mengenal/mempelajari internet
Untuk mengetahui informasi-informasi terkini yang sedang merambah di masyarakat umum, maka kita dapat mempelajarinya melalui media internet karena lebih lengkap, cepat diperoleh, dan sangat terpercaya.
b. Mengikuti pelatihan-pelatihan ITC yang diadakan oleh instansi tertentu
Pelatihan-pelatiahan ITC dapat mendukung dunia pendidikan, sehingga jaringan pembelajaran online lebih dimanfaatkan dalam pendidikan global. Selain pemanfaatan dalam dunia pendidikan global, pemerintah sendiripun telah mempercepat perancangan millinium development goals yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. miliinium development goals adalah era pasar bebas atau era globalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas untuk mempertahankan eksistensinya.
Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tepat dapat ditawar-tawar lagi. Hal ini mutlak karena akan menjadi penopang utama pembangunan nasional yang mandiri dan berkeadilan, good governance, and clean governance, serta menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari multidimensi krisis, kemiskinan, dan kesenjangan ekonomi.
c. Mengadakan sambungan internet (Internet Connectivity)
Usaha untuk mengadakan sambungan internet (Internet Connectivity) di setiap lembaga pendidikan merupakan tanggung jawab pimpinan lembaga dan pemerintah terkait yang dilandasi dengan kerja sama yang baik.
Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman.
Pemanfaatan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan secara langsung mengubah tatanan kehidupan manusia, demikian halnya dalam sistem pendidikan karena sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, dan global.
3. Kendala-kendala yang dialami dalam memanfaatkan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Adapun kendala-kendala yang dialami dalam memanfaatkan media internet yaitu:
a. Kurangnya penguasaan bahasa inggris
Suka atau tidak suka, sebagian informasi di internet tersedia dalam bahasa inggris. Penguasaan bahasa inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).
b. Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia
Kita sadari bahwa kita semua orang Indonesia akan belajar bahasa inggris. Untuk itu, sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia.
Konsep berbagi (sharing) misalnya mebuat materi pendidikan di internet belum merasuk. Inisiatif langkah seperti itu sudah ada, namun masih kurang bayank.
c. Akses internet masih mahal
Meskipun sudah tersedia, akses internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan agar menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk instansi pendidikan.
d. Akses internet masih susah diperoleh
Beberapa internet masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Hal ini merupakan hambatan utama dalam pemanfaatan media internet.
e. Guru belum siap
Guru di Indonesia masih belum siap untuk mengguanakan internet sebagai bagian dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mancari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua soal dan menyimpannya di internet, maka ada ribuan atau jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.
D. Simpulan
Internet adalah media/sumber informasi yang sangat besar. Walaupun pemanfaatan media internet masih mengalami kendala, tapi dari waktu ke waktu tetap diminati oleh masyarakat umum. Informasi-informasi yang redapat dala internet sangat akurat dan terpercaya. Pemanfaatan media ini mengarah pada perubahan yang membawa keuntungan bagi masyarakat luas.



Pemberdayaan Internet Untuk Pendidikan
Saat ini, dunia telah berada dalam era informasi atau dikenal pula sebagai era global. Dalam waktu tidak lebih dari setengah abad sejak ditemukannya komputer pertama sekitar 50 tahun yang lalu, peradaban telah berpindah dari era industri ke era global atau era informasi. Padahal perpindahan dari era pertanian menuju era industri memakan waktu kurang lebih tiga abad lamanya (Voss et al, 1999).
Era informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi elektronika dan informatika atau secara umum dikenal sebagai teknologi komunikasi dan informasi (TKI). Berbicara tentang pendidikan masa depan berarti berbicara tentang pendidikan dalam era informasi. Oleh karena itu, pembicaraan tentang pendidikan masa depan – sama halnya dengan pembicaraan tentang aspek kehidupan lain seperti ekonomi, pemerintahan, kesehatan, dll. – tidak akan terlepas dari masalah pemberdayaan teknologi komunikasi dan informasi. Mengapa demikian? Karena kecenderungan perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia di era informasi (global) ini sangat dipengaruhi oleh teknologi komunikasi dan informasi, terutama teknologi komputer dan internet. Oleh karena itu tidaklah heran kalau dewasa ini sering terdengar istilah e-commerce, e-bussiness, e-health, e-ducation, e-learning, e-campus, virtual university, virtual library, bahkan virtual games. Ini menandakan bahwa pemberdayaan teknologi komunikasi dan informasi memegang peranan kunci dalam berbagai aspek kehidupan, tanpa kecuali pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar